Pemerintah
Indonesia dan Korea Selatan kembali melakukan pertemuan bilateral guna
membahas kerja sama dalam bidang industri pertahanan.
Indonesia melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI dan Kemhan Republik
Korea yang diwakili oleh delegasi Defense Industry Cooperation
Committee (DICC) mengadakan pertemuan di Gedung Kemhan, Jakarta, Kamis
24 Mei 2012.
Pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut dari penandatanganan
Memorandum of Understanding (MoU) mengenai DICC antara Kemhan RI dengan
Kemhan Korea.
Sekretaris Jenderal Kemhan RI, Marsekal Madya TNI Eris Herryanto,
mengatakan, kedua negara memang memiliki kegiatan kerja sama dalam
bidang industri pertahanan. "Ini pertemuan pertama kali antara Kemhan
dengan perwakilan dari Korea," kata Eris.
Pertemuan kedua negara ini dimaksudkan untuk mendorong pemanfaatan
peluang terlibat secara aktif dalam kerja sama produksi dan alih
teknologi alutsista untuk mendukung pertahanan negara.
Dalam pertemuan itu juga dibahas kebijakan Indonesia dalam melokalisasi
industri pertahanan serta finalisasi kerja sama pesawat latih T-50 dan
kapal selam 209 class. Tak hanya itu, kedua pihak juga membahas mengenai
joint development medium tank dan radio set cooperation project serta
hellicopter joint production project.
"Kita membahas juga mengenai cooperation armor vehicle and propellant project serta marine patrol ship project," katanya.
Selain itu, pertemuan ini juga sekaligus melakukan pemasaran produk
pertahanan bersama dengan mekanisme Transfer of Technology (ToT). Namun,
belum ada pembahasan mengenai pelatihan bersama.
Pembuatan Jet Tempur KFX/IFX
Pada kesempatan yang sama, Eris mengatakan, pembuatan pesawat jet tempur
Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) yang
dilakukan bersama Korsel terus mengalami perkembangan. Hingga saat ini,
tim dari kedua negara tengah mengerjakan Technical Development Test
(TDT) dan diharapkan prototype pesawat tersebut telah jadi pada 2013.
"Kerja sama KFX sudah masuk pada fase Technical Development Test, dan
akan berakhir tahun ini. Hingga saat ini TDT berjalan baik, dan tak
mundur dari waktu yang ditentukan. Kalaupun mundur akan kami kejar,"
kata Eris.
Selanjutnya, para teknisi yang mengerjakan pembangunan pesawat tersebut
akan memasuki Engineering Manufacturing Development (EMD). Sesuai
rencana, fase EMD ini akan dikerjakan pada 2013.
"Pada 2013 akan memasuki fase Engineering Manufacturing Development,
sehingga di tahun itu telah ada 6 buah prototipe pesawat KFX/IFX,"
katanya.
Untuk mengerjakan pembangunan pesawat dengan skema joint production ini,
Indonesia telah mengirimkan 40 orang teknisinya ke Korea pertengahan
tahun lalu. Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan pesawat ini mencapai
US$8 miliar. Indonesia mendapat porsi anggaran sebanyak US$1,6 miliar.
Pengembangan teknologi ini akan berlangsung selama delapan tahun hingga
2020. Persiapan produksi pesawat jet tempur baru dilakukan setelah 2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar