Dasar teori
Transportasi merupakan aspek penting
dalam perencanaan wilayah dan kota guna menunjang kelancaran aktivitas ekonomi
maupun sosial serta memacu pertumbuhan kota. Transportasi erat kaitannya dengan
kehidupan sosial karena untuk menghubungkan daerah satu dengan daerah lainnya,
menghubungkan daerah yang masih terisolir dengan daerah yang sudah berkembang,
dan meratakan pembangunan. Beberapa permasalahan transportasi yang terjadi saat
ini dapat menghambat laju pertumbuhan suatu kota. Khususnya masalah kemacetan. BRT
Semarang adalah transportasi masal di kota semarang yang di disain senyaman
mungkin untuk diharapkan dapat mengurangi kemacetan tersebut nantinya.
Isi
Semarang
memang lagi gencar-gencarnya memberikan layanan transportasi yang layak dan
baik untuk masyarakat. Transportasi yang memudahkan masyarakat, sehingga
transportasi umum seperti trans semarang ini akan digemari ketimbang
menggunakan kendaraan pribadi. Trans
semarang adalah sebuah layanan angkutan massal mirip dengan transjakarta. Trasnssemarang ini
mengadopsi dari system transportasi BRT.
Bus Rapid Transit atau
disingkat BRT adalah sebuah
sistem bus
yang cepat, nyaman, aman dan tepat waktu dari infrastruktur, kendaraan dan
jadwal. Menggunakan bus untuk melayani servis yang kualitasnya lebih baik
dibandingkan servis bus yang lain. Namun kenyataan yang terjadi di lapangan
berkata lain. Kenapa bisa begitu karena dari segi tepat waktu transsemarang
masih sangat kurang sekali. Bisa kita rasakan untuk menunggu satu bus
transsemarang saja dibutuhkan waktu kurang lebih sekitar 30 menit sampai satu
jam. Itu merupakan waktu tunggu yang cukup lama jika kita bicara tentang bus
yang menerapkan system BRT. Memang berbeda dengan DKI Jakarta yang memiliki
jalur sendiri untuk BRTnya (Busway) sehingga waktu yang dibutuhkan untuk
menunggu satu bus yang melewati tiap shelter jauh lebih cepat, kurang lebih 5
menit sampai 10 menit.
Dari
hasil observasi kami, kami menemukan beberapa keluhan dari beberapa pengguna
dan petugas bus Transsemarang. Salah satunya adalah waktu tunggu yang begitu
lama tadi. Jika untuk satu Bus saja datang tiap 30 menit sekali maka wajar saja
banyak masyarakat lebih berminat untuk menaiki kendaraan pribadi dibanding BRT.
Karena BRT sebenarnya dibuat untuk mengubah kehidupan sosial masyarakat yang
cenderung menggunakan kendaraan pribadi bisa beralih ke kendaraan umum masal
seperti BRT ini. Karena jika pola kehidupan masyarakat yang seperti ini bisa
dirubah maka banyak sekali dampak positif yang ditimbulkan. Karena bagi
seseorang yang hidup di dunia per teknik sipilan khususnya bidang transportasi,
pasti tahu akan banyak dampak positif yang akan di timbulkan. Dengan
perbandingan antara kapasitas dan volume lalulintas kita bisa tahu derajat
kejenuhan untuk jalan yang dilalui.
Contoh dampak positif yang bisa kita rasakan adalah ,Pertama, kemacetan
di dalam kota dapat dikurangi. Hal ini disebabkan karena jumlah kendaraan yang
seharusnya lewat telah beralih BRT, sehingga Volume lalulintas menjadi
berkurang mengakibatkan (ds)derajat kejenuhan yang kecil. Kedua, polusi udara
dari aktivitas transportasi akan lebih sedikit dikarenakan jumlah kendaraan
pribadi yang berkurang. Ketiga, hemat biaya oprasional kendaraan dan bahkan
dapat menghemat dan mengurangi konsumsi BBM, contoh saja kendaraan pribadi yang
melintasi kota semarang 122.000-125.000 unit kendaraan per hari dan anggap satu
kendaraan menghabiskan 4,9 liter per hari. Jika BRT dapat mengurangi setengah saja jumlah kendaraan pribadi,
maka semarang dapat menghemat 301350 liter perhari. Jika di anggap harga per
liter BBM Rp 6.500,00 maka kota semarang dapat menghemat sebanyak Rp
1.958.775.000,00 per hari. Nah inilah yang seharusnya bisa kita
realisasikan di kota Semarang.
Untuk
mengatasi keluhan tersebut sebenarnya bukan hanya jadi pekerjaan rumah untuk
pengelola BRT saja, tetapi juga menjadi pekerjaan bersama. Anggap saja
permasalahannya waktu tunggu bus begitu lama karena di sebabkan oleh kemacetan
dikarenakan jumlah angkutan umum dan kendaraan pribadi yang begitu banyak.
Dikarenakan banyaknya jumlah kendaraan yang melintas dengan tidak di barengi
dengan penambahan kapasitas maka akan jadi penghambat laju Bus. Memang lain
cerita jika mempunyai jalur bus sendiri, tetapi untuk wilayah ruas jalan yang
tidak begitu lebar seperti semarang untuk penambahan jalur khusus untuk BRT bis
dikatakan adalah mustahil. Langkah yang harus di ambil adalah pemkot semarang
harus bisa membatasi jumlah kenadaraan umum yang lewat. Dan tugas kita adalah
berusaha untuk beralih dari kendaraan umum ke BRT. Tetapi lain halnya jika
dengan armada bus yang kurang. Itu merupakan pekerjaan dari pihak yang mengurus
BRT.
Dengan
berjalannya waktu dan semakin majunya kota semarang, diharapkan BRT dapat digunakan
sebagai andalan dan iconnya transportasi di kota Semarang. Seperti halnya
Jakarta dengan Transjakarta nya, dan Semarang dengan TransSemarang.