counters

Senin, 09 Juni 2014

TransSemarang



Dasar teori
Transportasi merupakan aspek penting dalam perencanaan wilayah dan kota guna menunjang kelancaran aktivitas ekonomi maupun sosial serta memacu pertumbuhan kota. Transportasi erat kaitannya dengan kehidupan sosial karena untuk menghubungkan daerah satu dengan daerah lainnya, menghubungkan daerah yang masih terisolir dengan daerah yang sudah berkembang, dan meratakan pembangunan. Beberapa permasalahan transportasi yang terjadi saat ini dapat menghambat laju pertumbuhan suatu kota. Khususnya masalah kemacetan. BRT Semarang adalah transportasi masal di kota semarang yang di disain senyaman mungkin untuk diharapkan dapat mengurangi kemacetan tersebut nantinya.

Isi
Semarang memang lagi gencar-gencarnya memberikan layanan transportasi yang layak dan baik untuk masyarakat. Transportasi yang memudahkan masyarakat, sehingga transportasi umum seperti trans semarang ini akan digemari ketimbang menggunakan kendaraan pribadi.  Trans semarang adalah sebuah layanan angkutan massal mirip dengan transjakarta. Trasnssemarang ini mengadopsi dari system transportasi BRT.  Bus Rapid Transit atau disingkat BRT adalah sebuah sistem bus yang cepat, nyaman, aman dan tepat waktu dari infrastruktur, kendaraan dan jadwal. Menggunakan bus untuk melayani servis yang kualitasnya lebih baik dibandingkan servis bus yang lain. Namun kenyataan yang terjadi di lapangan berkata lain. Kenapa bisa begitu karena dari segi tepat waktu transsemarang masih sangat kurang sekali. Bisa kita rasakan untuk menunggu satu bus transsemarang saja dibutuhkan waktu kurang lebih sekitar 30 menit sampai satu jam. Itu merupakan waktu tunggu yang cukup lama jika kita bicara tentang bus yang menerapkan system BRT. Memang berbeda dengan DKI Jakarta yang memiliki jalur sendiri untuk BRTnya (Busway) sehingga waktu yang dibutuhkan untuk menunggu satu bus yang melewati tiap shelter jauh lebih cepat, kurang lebih 5 menit sampai 10 menit.
Dari hasil observasi kami, kami menemukan beberapa keluhan dari beberapa pengguna dan petugas bus Transsemarang. Salah satunya adalah waktu tunggu yang begitu lama tadi. Jika untuk satu Bus saja datang tiap 30 menit sekali maka wajar saja banyak masyarakat lebih berminat untuk menaiki kendaraan pribadi dibanding BRT. Karena BRT sebenarnya dibuat untuk mengubah kehidupan sosial masyarakat yang cenderung menggunakan kendaraan pribadi bisa beralih ke kendaraan umum masal seperti BRT ini. Karena jika pola kehidupan masyarakat yang seperti ini bisa dirubah maka banyak sekali dampak positif yang ditimbulkan. Karena bagi seseorang yang hidup di dunia per teknik sipilan khususnya bidang transportasi, pasti tahu akan banyak dampak positif yang akan di timbulkan. Dengan perbandingan antara kapasitas dan volume lalulintas kita bisa tahu derajat kejenuhan untuk jalan yang dilalui.  Contoh dampak positif yang bisa kita rasakan adalah ,Pertama, kemacetan di dalam kota dapat dikurangi. Hal ini disebabkan karena jumlah kendaraan yang seharusnya lewat telah beralih BRT, sehingga Volume lalulintas menjadi berkurang mengakibatkan (ds)derajat kejenuhan yang kecil. Kedua, polusi udara dari aktivitas transportasi akan lebih sedikit dikarenakan jumlah kendaraan pribadi yang berkurang. Ketiga, hemat biaya oprasional kendaraan dan bahkan dapat menghemat dan mengurangi konsumsi BBM, contoh saja kendaraan pribadi yang melintasi kota semarang 122.000-125.000 unit kendaraan per hari dan anggap satu kendaraan menghabiskan 4,9 liter per hari. Jika BRT dapat mengurangi setengah saja jumlah kendaraan pribadi, maka semarang dapat menghemat 301350 liter perhari. Jika di anggap harga per liter BBM Rp 6.500,00 maka kota semarang dapat menghemat sebanyak Rp 1.958.775.000,00 per hari. Nah inilah yang seharusnya bisa kita realisasikan di kota Semarang. 
Untuk mengatasi keluhan tersebut sebenarnya bukan hanya jadi pekerjaan rumah untuk pengelola BRT saja, tetapi juga menjadi pekerjaan bersama. Anggap saja permasalahannya waktu tunggu bus begitu lama karena di sebabkan oleh kemacetan dikarenakan jumlah angkutan umum dan kendaraan pribadi yang begitu banyak. Dikarenakan banyaknya jumlah kendaraan yang melintas dengan tidak di barengi dengan penambahan kapasitas maka akan jadi penghambat laju Bus. Memang lain cerita jika mempunyai jalur bus sendiri, tetapi untuk wilayah ruas jalan yang tidak begitu lebar seperti semarang untuk penambahan jalur khusus untuk BRT bis dikatakan adalah mustahil. Langkah yang harus di ambil adalah pemkot semarang harus bisa membatasi jumlah kenadaraan umum yang lewat. Dan tugas kita adalah berusaha untuk beralih dari kendaraan umum ke BRT. Tetapi lain halnya jika dengan armada bus yang kurang. Itu merupakan pekerjaan dari pihak yang mengurus BRT.
Dengan berjalannya waktu dan semakin majunya kota semarang, diharapkan BRT dapat digunakan sebagai andalan dan iconnya transportasi di kota Semarang. Seperti halnya Jakarta dengan Transjakarta nya, dan Semarang dengan TransSemarang.

P-1