PSDM adalah
kelompok bidang keahlian yang bertanggungjawab memback-up organisasi dengan
kepandaian dan kelihaiannya melakukan pengelolaan dan manajemen sumber daya
manusia, membuat perencanaan organisasi, hingga penyehatan lembaga berbasis
SDM. Tidak hanya internal organisasi, HRD juga dituntut bagaimana lihai
mencetak lulusan-lulusan kampus yang siap bersaing dan kompeten di segala
bidang. Untuk dalam tingkat perkuliahan kita lebih sering mendengar PSDM
berhubungan erat dengan kaderisasi. Banyak metode kaderisasi yang diterapkan
dengan metode yang benar mka akan menghasilkan kader kader yang benar pula.
Kita sudah
tahu bahwa sistem kaderisasi di tingkat
Undip, Fakultas, dan tingkat jurusan bisa dibilang sudah bagus karena sudah di
disain sedemikian rupa sesuai kebutuhan saat ini. Dalam sistem alur kaderisasi
bisa dilihat alur yang sangat jelas dari jurusan( ada LKMM PraDasar), lalu
ketingkat fakultas ( LKMM Dasar) dan tingkat Universitas (LKMM Madya). Walaupun
terkadang materi atau ilu yang diterima masih hanya bisa diterima oleh
segelintir orang saja. Bisa dibilang bahwa kosepnya masih belum bisa mencangkup
semua mahasiswa. Kekurangan ini bukan semata-mata kurangya kerja dari PSDM
fakultas semata dalam mencangkup semua mahasiswa tetapi juga perlu di dukung
himpunan-himpunan untuk bisa menjangkau mahasiswa mahasiswa di bawahnya.Sudah tidak heran
bahwa pelatihan-pelatihan kadrisasi seperti LKMM PD, LKMMD, LKMM Madya telah melahirkan
kader-kader yang hebat yang telah mengisi kursi-kursi penting di BEM KM, BEM
Fakultas, tetapi dari segelintir orang yang mengikuti pelatihan tersebut masih
berpendapat bahwa pelatihan tersebut adalah jalan untuk bisa mendapatkan kursi
sebagai anggota atau ketua organisasi. Padahal tujuan seperti tarsebut berlawanan
dengan tujuan PSDM untuk membentuk mahasiswa yang utuh. Dan terkadang Materi
yang didapat dalam pelatihan pun masih belum bisa di terpakan di sekitar oleh
para peserta. Keaktifan peserta hanya sebatas untuk mendapatkan predikat gelar
terbaik, tetapi setelah penilaian berakhir ilmu yang mereka dapat belum bisa
mereka terapkan di luar.
Sebagai contoh
dalam kaderisasi pemberi pelatihan
menajemen waktu yang mengatakan bahwa kita harus disiplin, tapi ternyata ketika
dia rapat untuk mempersiapkan kaderisasi, dia sering terlambat. Hal inilah yang
membuat banyak kaderisasi saat ini tidak berjalan. Seharusnnya dalam kaderisasi
sikap penerapan ilmu yang kita dapat harus bisa diterapkan karena akan sia-sia
jika tidak dilakukan.
Untuk permasalhan
ini sebaiknya kita selesaikan dengan pemberian contoh terhadap kader-kader yang
akan di bentuk. Dalam hal ini saya akan memberikan contoh bagaimana sistem
kaderisasi saat jaman Rasulullah. Rasulullah, dalam mengkader, tidaklah
sembarangan. Beliau melakukan apa yang ia katakan. Sehingga kadernya menjadi
taat dan melaksanakan apa yang beliau serukan. Allah swt juga telah
mengingatkan kunci kaderisasi yang sukses dalam Al-Qur’an.
“Wahai orang-orang yang beriman,
kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar
kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu
kerjakan.” (Q.S. Ash-Shaff : 2-3).
Selanjutnya Rasulullah dalam melakukan
kaderisasi selalu teratur dan terencana. Contoh diatas sudah cukup membuktikan
bahwa kaderisasi yang beliau bangun selalu terencana dengan sangat baik. Allah
swt memberi kunci kaderisasi selanjutnya dalam Al-Qur’an. Disinilah dibutuhkan
ilmu manajemen organisasi, hal ini penting untuk menjaga agar kaderisasi tetap
berlangsung. Jika manajemen organisasinya lumpuh maka hampur dapat dipastikan
kaderisasinya juga akan lumpuh. Setelah kita melakukan apa yang kita katakan
lalu direncanakan dengan rapi maka selanjutnya peran pemimpinlah yang menentukan.
Kaderisasi yang sukses tidak lepas dari peran pemimpin yang menjalankan tugas
dengan baik. Itulah beberapa kiat yang Rasulullah lakukan dalam melakukan
kaderisasi hingga meluasnya islam di seluruh dunia.
Jadi, jika kita integrasikan sistem
kaderisasi kampus dengan sistem kaderisasi Rasulullah maka percayalah suatu
kaderisasi akan terus berjalan dan berkembang. Selanjutnya bila kaderisasi
Rasulullah ini dibawa dan diterapkan dalam masyarakat maka akan tercipta
masyarakat madani. Karena kita tidak akan kehabisan stok orang-orang hebat,
terlatih, ter-tarbiyah dan terkader dengan baik. Insya Allah.
Dan selain itu kita juga perlu pengontrolan kader-kader setelah
meraka keluar dari dalam ruang lingkup pelatihan. Inilah hal yang tersulit.
Pengontrolan harus dan wajib dilakukan bersamaan dengan jalannya aksi. PSDM tidak
mengevaluasi di akhir saja, tetapi mengevaluasi tiap jengkal langkah.
Sangat hati-hati dalam membuat pola gerakan peningkatan mutu.
“Ingin Sistem
Organisasi Anda Hancur?? Tempatkan saja orang Tak-Berkompeten, Gila-Hormat,
Gila-Pangkat, Gemar “Berpolitik”, dan Mata Duitan
sebagai Kepala HRD.. Hitungan maksimal sebulan saja sudah porak-poranda” (Dra.
Frieda NRH, MS, Dosen Psikologi UNDIP dalam LKMM Tingkat Dasar FTUNDIP 2008)
sekian